Thursday, July 19, 2012

Aku inginkan anak-anakku seperti mereka.

Catatan addinlove. 19 julai 2012

Hadiah buat semua pembaca addinlove. Bagiku ini kisah terbaik sebelum Ramadan 1433H , Untuk Muhasabah bersama, bukan untuk dibangga atau kagum 'kosong' saja.  



Kali pertama terbaca kisah disebalik gambar (di atas) yang di share di FB ku isnin lalu, diriku hanya mampu bermonolog :
"Subhanallah , maha suci Allah yang telah memberikan kemulian kepada keluarga itu, Satu kurniaan anak-anak yang luar biasa. Dari ibu bapa yang soleh, aktivis dakwah, hidup demi dakwah dan bekerja dengan organisasi dakwah. Dari dua pasangan yang hebat itu juga , Allah lahirkan anak-anak yang sangat potensi, hebat dan menyejuk hati sesiapa sahaja yang  mengetahui kisah keluarga mereka. Mereka bukanlah orang arab yang mungkin sinonom dengan dunia hafalan, tetapi mereka adalah bangsa asia, bangsa asia tenggara dan bangsa yang tidak jauh dari rumpun ku iaitu rumpun melayu."

Jika ada bangsa Asia Tenggara atau rumpun Melayu juga yang mampu , kenapa aku tidak boleh mencuba ?

Setelah membaca biografi keluarga hebat dari pasangan suami istri Mutammimul Ula dan Wirianingsih aku berfikir satu soalan sahaja ,

Bagaimana mahu melahirkan anak-anak ku seperti anak mereka?

Berikut adalah buah fikiranku ketika ini:
1. Diriku sendiri harus hebat hampir seperti Tuan Mutammimul Ula. Aku adalah aku , bukan aku mahu menjadi dia, tetapi aku harus punya kelebihan-kelebihan dia.   

2. Bermula dari sekarang, (sebelum nikah) mendisiplin al-quran selepas subuh dan magrib. Mungkin boleh mula dengan satu muka surat dulu.

3. Mencari isteri 'lebih hebat dariku', hampir seperti Puan Wirianingsi. Insyaallah tidak lama lagi doakan.
 
4. Persiapakan Diriku dan isteriku dengan disiplin tilawah Al-Quran  seawal hari selepas akad nikah kami.
 
5. Sediakan suasana rumah, suasana kejiranan, suasana persekolahan, suasana permainan, suasana pergaulan ku serta bakal anak-anakku, suasana pengajian, dan suasana kepedulian dalam banyak aspek.

6. Perhatikan jenis makanan-minuman, peduli jenis pekerjaan ku serta isteriku , menjadikan diriku serta isteriku aktivis dakwah dan lain-lain lingkungan yang membantu.
 
7. Meletakkan tawaqal (doa) dan usaha seiring dalam mendapatkan cita-cita ini.   
 
8. Tiada kata lewat bagi orang yang bersunguh-sungguh. Mungkin aku tidak sebaik Tuan Mutammimul Ula dan bakal isteriku tidak sehebat Puan Wirianingsi, tapi tiada yang mustahil jika aku mahu, Sesiapa yang berusaha dia akan dapat.

9. Membaca buku
: 10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an, ada sesiapa yang boleh bantu.? Di mana boleh beli mudah.?
10. Tanyalah orang berilmu yang lain, pasti mereka boleh bantu. Teman-temanku di FB juga pasti boleh membantu.

Teruskan membaca kisah hebat
pasangan suami istri Mutammimul Ula dan Wirianingsih beserta 10 putra-putri mereka dibawah.

Kisah nyata sebuah keluarga muslim di Indonesia. Keluarga dakwah. Keluarga yang mampu menjadikan 10 orang buah hati mereka sebagai anak-anak yang shalih, hafal Al-Qur'an dan berprestasi. Keluarga luar biasa itu adalah pasangan suami istri Mutammimul Ula dan Wirianingsih beserta 10 putra-putri mereka. Yang lebih luar biasa lagi adalah, kedua orang tua ini tergolong super sibuk dengan berbagai aktifitas dakwahnya. Mutammimul Ula adalah anggota DPR RI dari fraksi PKS. Sedangkan Wirianingsih adalah Staf Departemen Kaderisasi DPP PKS sekaligus Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia dan Ketua Umum PP Salimah (Persaudaraan Muslimah) yang cabangnya sudah tersebar di 29 propinsi dan lebih dari 400 daerah di Indonesia.

> Anak pertama, Afzalurahman Assalam

Putra pertama. Hafal Al-Qur'an pada usia 13 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 23 tahun, semester akhir Teknik Geofisika ITB. Juara I MTQ Putra Pelajar SMU se-Solo, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai pesertaPertamina Youth Programme 2007.

> Anak kedua, Faris Jihady Hanifah

Putra kedua. Hafal Al-Qur'an pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Saat buku ini ditulis usianya 21 tahun dan duduk di semester 7 Fakultas Syariat LIPIA. Peraih juara I lomba tahfiz Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh kerajaan Saudi di Jakarta tahun 2003, juara olimpiade IPS tingkat SMA yang diselenggarakan UNJ tahun 2004, dan sekarang menjadi Sekretaris Umum KAMMI Jakarta.

> Anak ketiga, Maryam Qonitat.

Hafal Al-Qur'an sejak usia 16 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 19 tahun dan duduk di semester V Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo. Pelajar teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006. Sekarang juga menghafal hadits dan mendapatkan sanad Rasulullah dari Syaikh Al-Azhar.

> Anak Keempat, Scientia Afifah Taibah

Putri keempat. Hafal 29 juz sejak SMA. Kini usianya 19 tahun dan duduk di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Saat SMP menjadi pelajar teladan dan saat SMA memperoleh juara III lomba Murottal Al-Qur'an tingkat SMA se-Jakarta Selatan.

> Anak Kelima, Ahmad Rasikh 'Ilmi

Putra kelima. Saat buku ini ditulis hafal 15 juz Al-Qur'an, dan duduk di MA Husnul Khatimah, Kuningan. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara I Kompetisi English Club Al-Kahfi dan menjadi musyrif bahasa Arab MA Husnul Khatimah.

> Anak Keenam, Ismail Ghulam Halim

Putra keenam. Saat buku ini ditulis hafal 13 juz Al-Qur'an, dan duduk di SMAIT Al-Kahfi Bogor. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara lomba pidato bahasa Arab SMP se-Jawa Barat, serta santri teladan, santri favorit, juara umum dan tahfiz terbaik tiga tahun berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.

> Anak Ketujuh, Yusuf Zaim Hakim

Putra ketujuh. Saat buku ini ditulis ia hafal 9 juz Al-Qur'an dan duduk di SMPIT Al-Kahfi, Bogor. Prestasinya antara lain: peringkat I di SDIT, peringkat I SMP, juara harapan I Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten Bogor, dan finalis Kompetisi tingkat Kabupaten Bogor.

> Anak Kedelapan, Muhammad Syaihul Basyir

Putra kedelapan. Saat buku ini ia duduk di MTs Darul Qur'an, Bogor. Yang sangat istimewa adalah, ia sudah hafal Al-Qur'an 30 juz pada saat kelas 6 SD.

> Anak Kesembilan, Hadi Sabila Rosyad

Putra kesembilan. Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an. Diantara prestasinya dalah juara I lomba membaca puisi.

> Anak Kesepuluh, Himmaty Muyassarah

Putri kesepuluh. Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an.

Kembali ke keluarga Mutammimul Ula di atas.

Pada akhirnya kita dapat menarik simpulan, di balik kesuksesan Kang Tamim ternyata ada satu sosok wanita yang telah melahirkan sebelas keturunannya. Siapa lagi kalau bukan istrinya, Wirianingsih. Memang siapa dia?

Sosok besar yang bertitel lengkap Dra. Wirianingsih, Bc.Hk. lahir di Jakarta, 11 September 1962 (48 tahun). Selain ibu rumah tangga, banyak aktivitas yang dia lakukan diantaranya menjadi dosen, kuliah pasca sarjana, dan aktivis perempuan. Terkini adalah menjadi anggota Dewan Pertimbangan PP Persaudaraan Muslimah (Salimah) bersama Ustazah Yoyoh Yusroh, Nursanita Nasution, dll dimana sebelumnya dia menjadi Ketua Umum. Mereka adalah anggota DPR dari fraksi yang sama dengan Mutammimul Ula.
Lalu, metode apa yang Kang Tamim dan Mbak Wiwi terapkan dalam mendidik putra-putrinya?

Kuncinya adalah keseimbangan proses. Begitu simpulan dari metode pendidikan anak-anak sebagaimana tertulis dalam buku “10 Bersaudara Bintang Al-Quran. “ Walapun mereka berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling bertanggungjawab dan konsisten satu sama lain. Selepas Maghrib jadwal mereka yaitu berinteraksi dengan Al-Quran.

Guna mendukung kesuksesan program ini, mereka mencanangkan kebijakan sederhana, yakni: menyingkirkan televisi dari rumah, tidak memasang gambar-gambar selain kaligrafi, tidak membunyikan music-musik yang melalaikan, dan tidak ada perkataan kotor di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Hal yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu mendidik 10 bersaudara bintang Al-Quran adalah visi dan konsep yang jelas.

~ Pertama adalah menjadikan putra-putri seluruhnya hafal Al-Quran. ~ Kedua, pembiasaan dan manajemen waktu. Setelah salat Subuh dan Maghrib adalah waktu khusus untuk Al-Quran yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga ini. Sewaktu masih bltita, Wirianingsih konsisten membaca Al-Quran di dekat mereka, mengajarkannya, bahkan mendirikan TPQ di rumahnya.

~ Ketiga, mengkomunikasikan tujuan dan memberikan hadiah. Meskipun awalnya merasa terpaksa, namun saat sudah besar mereka memahami menghafal Al-Quran sebagai hal yang sangat perlu, penting, bahkan kebutuhan. Komunikasi yang baik sangat mendukung hal ini. Dan saat anak-anak mampu menghafal Al-Quran, mereka diberi hadiah. Barangkalo semacam reward atas pencapaian mereka, mengenai punishment tidak dijelaskan secara rinci.

Penulis buku itu juga membahas urgentitas menjadi hafiz Al-Quran. Penulis mengklasifikasikannya menjadi dua bagian: keutamaan dunia dan keutamaan akhirat. Fadhail dunia antara lain: hifzul Al-Quran merupakan nikmat rabbani, mendatangkan kebaikan, berkah dan rahmat bagi penghafalnya, hafiz Al-Quran mendapat penghargaan khusus dari Nabi (tasyrif nabawi), dihormati umat manusia, dan menjadi keluarga Allah di muka bumi. Sedangkan fadhail akhirat meliputi: Al-Quran menjadi penolong (syafaat) penghafalnya, meninggikan derajat di surga, penghafal Al-Quran bersama para malaikat yang mulia dan taat, diberi tajul karamah (mahkota kemuliaan), kedua orang tuanya diberi kemuliaan, dan pahala yang melimpah.
 
Sumber : 10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an
Penulis : Izzatul Jannah – Irfan Hidayatullah
Penerbit : Sygma Publishing, Bandung (2), Januari 2010

Kata-kata motivasi tambahan :

Nabi S.A.W. bersabda maksudnya :

“Sesiapa membaca al-Quran dan beramal dengan apa yang terkandung dalamnya maka kedua dua ibu bapanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang sinaran mahkota itu akan melebihi daripada cahaya matahari , sungguhpun matahari itu berada di dalam rumah-rumah kamu di dunia ini”. (Hadis Riwayat Ahmad dan Abu Daud)

“Barangsiapa membaca Al Quran dan mengamalkannya, menghalalkannya yang halal dan mengharamkan yang haram maka Allah memasukkannya ke dalam syurga dan dia boleh memberi syafaat 10 orang keluarganya yang sudah pasti masuk neraka.” (Hadis Riwayat Tarmizi)

Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Bacalah olehmu al- Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat kepada para pembacanya (penghafalnya).”(Hadis Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah S.A.W. bersabda,maksudnya : “Tidak ada orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari al-Quran,kecuali mereka akan memperolehi ketenteraman,diliputi rahmat,dikelilingi para malaikat dan mereka sentiasa disebut-sebut oleh Allah di kalangan para malaikat (yg di langit).”(Hadis Riwayat Muslim, At-Tirmizi,Ibnu Majah dan Abu Daud).

Nabi S.A.W. bersabda maksudnya : “Sesiapa yang membaca satu huruf daripada kitab Allah (al-Quran) maka baginya (pembaca) dengannya (al-Quran) pahala dan pahala digandakan sepuluh sebagaimananya. Aku tidak kata bahawa “alif laam mim” itu satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim itu satu huruf”.(Hadis Riwayat Tarmizi)

Nabi S.A.W. bersabda maksudnya : “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (Hadis Riwayat Muslim)





No comments:

Post a Comment